
اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ فَقَدْ اٰتَيْنَآ اٰلَ اِبْرٰهِيْمَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاٰتَيْنٰهُمْ مُّلْكًا عَظِيْمًا
Artinya: “Ataukah mereka dengki kepada orang-orang lain karena karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar” (An Nisa:54).
Atas keberhasilannya menuntaskan aneka tugas dari Allah, Nabi Ibrahim AS ‘dilantik’ sebagai Pemimpin Ummat manusia. Baru saja diangkat jadi Imam Besar, Ibrahim telah mengajukan usulan agar jabatan tersebut kelak diwariskan kepada anak cucunya. Allah sama sekali tidak melarang keinginan itu, tetapi hanya memberikan catatan. Jelasnya inilah pernyataan Allah:
وَاِذِ ابۡتَلٰٓى اِبۡرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ؕ قَالَ اِنِّىۡ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ؕ قَالَ وَمِنۡ ذُرِّيَّتِىۡ ؕ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِى الظّٰلِمِيۡنَ
Artinya: “Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zhalim.” (Al Baqarah:124).
Allah tidak melarang Ibrahim ‘mencalonkan’ anaknya sebagai ‘Presiden’ setelahnya asalkan yang dicalonkan itu baik dan — dengan catatan — jangan melanggar konstitusi.
Inikah yang kalian maksud dengan “Dinasti Politik?
Dawud adalah menantu ‘Presiden’ Thalut (Saul). Karena kehebatannya dalam peperangan melawan Jalut (Goliat) Dawud mendapat tempat yang terhormat di hati masyarakat NKR, Negara Kesatuan Rakyat Israel. Setelah penantian yang panjang dan Thalut wafat, Dawud diangkat menjadi ‘Presiden’ menggantikan kedudukannya.
فَهَزَمُوۡهُمۡ بِاِذۡنِ اللّٰهِ🚃 ۙ وَقَتَلَ دَاوٗدُ جَالُوۡتَ وَاٰتٰٮهُ اللّٰهُ الۡمُلۡكَ وَالۡحِکۡمَةَ وَعَلَّمَهٗ مِمَّا يَشَآءُ ؕ وَلَوۡلَا دَفۡعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعۡضَهُمۡ بِبَعۡضٍ لَّفَسَدَتِ الۡاَرۡضُ وَلٰـکِنَّ اللّٰهَ ذُوۡ فَضۡلٍ عَلَى الۡعٰلَمِيۡنَ
Artinya: “Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jalut. Kemudian Allah memberinya (Dawud) kerajaan, dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam” (Al Baqarah:251)
Inikah yang kalian maksud dengan “Dinasti Politik” ?
Sekian lama Dawud menjadi Raja penguasa NKRI (Negara Keesatuan Rakyat Israel), ia pun wafat berpulang ke Rahmatullah. Jabatan Kepala Negara kemudian diwariskan kepada anak kandungnya sendiri, Sulaiman. Al Qur’an menceritakan:
وَوَرِثَ سُلَيْمَٰنُ دَاوُۥدَ ۖ وَقَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمْنَا مَنطِقَ ٱلطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَىْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْمُبِينُ
Artinya: “Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia! kami telah diajari ucapan burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata.” (An Naml:16)
Inikah yang kalian maksud dengan “Dinasti Politik”?.
Setelah membina Ummat lebih kurang 23 tahun, Nabi Muhammad SAW wafat. Kepemimpinan Ummat selanjutnya dipegang oleh mertua beliau, Abu Bakar Ash Shiddiq. Abu Bakar pun wafat dan kepemimpinan Ummat dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, juga mertua Rasulullah SAW. Setelah Umar, kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh Utsman bin Affan dan setelah itu oleh Ali bin Abi Thalib. Usman dan Ali adalah menantu Rasulullah SAW. Dari Ali kemudian kekuasaan diteruskan oleh Al Hasan yg tak lain dari anak kandungnya.
Inikah yang kalian maksud dengan “Dinasti Politik”?
Ketika kekuasaan berpindah kepada Mu’awiyah, maka seluruh pemimpin Ummat dipegang oleh keluarga besar Bani Umayyah, keluarganya Muawiyah bin Abi Sufyan. Berikut ini nama-nama para penguasa Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus itu:
- Muawiyah ibn Abi Sufyan (661-681 M)
- Yazid ibn Muawiyah (681-683 M)
- Muawiyah ibn Yazid (683-684 M)
- Marwan ibn Al-Hakam (684-685 M)
- Abdul Malik ibn Marwan (685-705 M)
- Al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M)
- Sulaiman ibn Abdul Malik (715-717 M)
- Umar ibn Abdul Aziz (717-720 M)
- Yazid ibn Abdul Malik (720-724 M)
- Hisyan ibn Abdul Malik (724-743 M)
- Walid ibn Yazid (743-744 M)
- Yazid ibn Walid (Yazid II) (744 M)
- Ibrahim ibn Malik (744 M)
- Marwan ibn Muhammad (745-750M).
Semua pemimpin ini berasal dari satu keluarga yaitu Bani Umayyah yang merupakan keturunan Umayyah bin Abdu Syams.
Inikah yang kalian maksud dengan “Dinasti Politik”?
Setelah sekian lama berkuasa, akhirnya Bani Umayyah digulingkan kekuasaannya dan pemerintahan berpindah ke tangan Bani Abbas yang kemudian dikenal dengan Daulat Abbasiyah, sebuah kekuasaan yang dipegang oleh keturunan Abbas bin Abdul Muthalib. Para pemimpin dari Kekhilafahan ini pun dipegang secara turun temurun oleh keturunan Abbas ini. , tidak kurang dari 37 orang. Mereka adalah:
- Al-Saffah 132-136 H/749-754 M
- Al-Mansur 136-158 H/754-775 M
- Al-Mahdi 158-169 H/775-785 M
- Al-Hadi 169-170 H/785-786 M
- Harun Al-Rashid 170-193 H/786-809 M
- Al-Amin 193-198 H/809-813 M
- Al-Ma’mun 198-218 H/813-833 M
- Al-Mu’tasim 218-227 H/833-842 M
- Al-Wathiq 227-232 H/842-847 M
- Al-Mutawakkil 232-247 H/847-861 M
- Al-Muntasir 247-248 H/861-862 M
- Al-Musta’in 248-252 H/862-866 M
- Al-Mu’tazz 252-255 H atau 866-869 M
- Al-Muhtadi 255-256 H/869-870 M
- Al-Mu’tamid 256-279 H/870-892 M
- Al-Mu’tadid 279-289 H/892-902 M
- Al-Muktafi 289-295 H/902-908 M
- Al-Muqtadir 295-320 H/908-932 M
- Al-Qahir 320-322 H/932-934 M
- Al-Radi 322-329 H/934-940 M
- Al-Muttaqi 329-333 H/940-944 M
- Al-Mustakfi 333-334 H/944-946 M
- Al-Muti’ 334-363 H/946-974 M
- Al-Ta’i’ 363-381 H/974-991 M
- Al-Qadir 381-422 H atau 991-1031 M
- Al-Qa’im 422-467 H/1031-1075 M
- Al-Muqtadi 467-487 H/1075-1094 M
- Al-Mustazhir 487-512 H/1094-1118 M
- Al-Mustarshid 512-529 H/1118-1135 M
- Al-Rashid 529-530 H/1135-1136 M
- Al-Muqtafi 530-555 H/1136-1160 M
- Al-Mustanjid 555-566 H/1160-1170 M
- Al-Mustadi’ 566-575 H/1170-1180 M
- Al-Nasir 575-622 H/1180-1225 M
- Al-Zahir 622-623 H/1225-1226 M
- Al-Mustansir 623-640 H/1226-1242 M
- Al-Musta’sim 640-656 H/1242-1258 M.
Inikah yang kalian maksud dengan “Dinasti Politik”?
Pada bagian lain, di tengah Ummat Islam terdapat golongan Syi’ah. Mereka tidak mengakui 3 (tiga) orang Khalifah pertama; Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Bagi Mereke kepemimpinan yang dianggap sah adalah mulai Ali bin Abi Thalib sebanyak 12 (dua belas) orang. Mereka adalah:
- Ali ibn Abi Talib
- Hasan ibn Ali bin Abi Thalib.
- Husain ibn Ali bin Abi Thalib.
- Ali ibn Husain bin Ali bin Abi Thalib.
- Muhammad ibn Ali bin Husain.
- Ja’far ibn Muhammad bin Ali.
- Musa ibn Ja’far bin Muhammad.
- Ali ibn Musa bin Ja’far.
- Muhammad ibn Ali bin Musa.
- Ali ibn Muhammad
- Hasan ibn Ali bin Muhammad.
- Muhammad bin Hasan Al Askari yang disebut Al Mahdi.
Kedua belas Imam ini semuanya dari satu keluarga keturunan Ali bin Abi Thalib.
Inikah yang kalian maksud dengan “Dinasti Politik”?
Selama ini kita sering membicarakan Kekhilafahan Islam yang berakhir pada abad 19 ini, Khilafah Turki Usmani. Bahkan hingga kini semangat untuk membangkitkan ruh perjuangannya masih digelorakan di Seantero jagat Islam. Tapi tahukah kita bahwa kepemimpinan dalam Khilafah Turki Usmani juga dikusai oleh satu keluarga dari keturunan Usman?. Mereka adalah:
- Osman I (1299-1324)
- Orhan I (1324-1362)
- Murad I (1362-1389)
- Bayezid I (1389-1402)
- Mehmed I (1413-1421)
- Murad II (1421-1444)
- Mehmed II (1444-1446)
- Bayezid II (1481-1512)
- Selim I (1512-1520)
- Suleiman I (1520-1566)
- Selim II (1566-1574)
- Murad III (1574-1595)
- Mehmed III (1595-1603)
- Ahmed I (1603-1617)
- Mustafa I (1617-1618)
- Osman II (1618-1622)
- Murad IV (1622-1623)
- Ibrahim I (1640-1648)
- Mehmed IV (1648-1687)
- Suleiman II (1687-1691)
- Ahmed II (1691-1695)
- Mustafa II (1695-1703)
- Ahmed III (1703-1730)
- Mahmud I (1730-1754)
- Osman III (1754-1757)
- Mustafa III (1757-1774)
- Abdul Hamid I (1774-1789)
- Selim III (1789-1807)
- Mustafa IV (1807-1808)
- Mahmud II (1808-1839)
- Abdul Mejid I (1839-1861)
- Abdul Aziz I (1861-1876)
- Murad V (1876-1876)
- Abdul Hamid II (1876-1909)
- Mehmed V (1909-1918)
- Mehmed VI (1918-1922)
Kesemua Khalifah ini berasal dari keturunan Utsman bin Erthogril bin Sulaiman Syah dari suku Qayigh, salah satu cabang keturunan Oghus Turki.Nama Usman inilah yang kemudian dijadikan nama bagi pemerintahannya.
Inikah yang kalian maksud dengan “Dinasti Politik”?
Jika di masa kini ada satu keluarga yang membagi-bagi kekuasaan di antara mereka, atau seorang pemimpin mencalonkan anaknya menjadi pemimpin dalam sebuah Negeri, di manakah salahnya jika yang diajukan itu memiliki kecakapan dan melalui mekanisme yang telah disepakati?. Bukankah di Negara Demokrasi penetapan seorang pemimpin ditentukan oleh suara rakyat yang memilihnya?. Ah, jangan jangan Kedengkian Politik telah bersarang di lingkunganmu.
Wallahu A’lam
Hasbunallah
(Tabula, Parung, Bogor, Senin 18 Maret 2024 Jam 13.31)

