RAMADHAN HARI KEENAM BELAS
Syarif Rahmat RA

Firman Allah:

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…”.

Kebijakan Allah memberikan kesempatan orang sakit dan musafir tidak berpuasa di bulan Ramadhan, adalah agar tidak memberatkan. Begitulah, tidak ada ajaran Islam yang memberatkan. Bila suatu ketika ada orang yang menemukan kesulitan dalam melaksanakan satu Amaliah, maka telah disiapkan alternatifnya yang tidak memberatkan. Rasulullah SAW terbiasa memilih yang lebih ringan dan lebih mudah ketika ada pilihan.

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلَّا أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ. (رواه مسلم)

Artinya: “Apabila Rasulullah SAW diberi disuryh memilih dari dua urusan atau pekerjaan, maka beliau memilih yang termudah dari keduanya, selama yang termudah itu tidak mengandung dosa. Jika pekerjaan itu mengandung dosa, maka beliau adalah orang yang paling jauh menghindar darinya” (HR Muslim)

Bahkan Rasulullah SAW apabila memberikan tugas kepada para sahabatnya wanti-wanti mereka tidak memberatkan. Dalam sebuah Hadis yang sangat terkenal disebutkan:


يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا وَلاَ تنفروا. (رواه البخاري و مسلم)

Artinya: Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Permudahlah dan jangan persulit, gembirakanlah dan jangan membuat orang lari…” (HR Al Bukhari).

Ketika beliau menugaskan Bu Musa Al Asy’ari dan Mu’adz bin Jabal bersabda:

يَسِّرَا ولَا تُعَسِّرَا، وبَشِّرَا ولَا تُنَفِّرَا،(رواه البخاري)

Artinya: “Hai kalian berdua, permudahlah dan jangan persulit, gembirakanlah dan jangan membuat orang lari…” (HR Al Bukhari).

Sesungguhnya “takhfif” (peringanan) telah diberlakukan pula pada hukum Qishash ketika Allah memberikan kesempatan seorang pembunuh  memberikan tebusan kepada keluarga korban. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى ۖ الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنْثَىٰ بِالْأُنْثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ اعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ. (البقرة:١٧٨)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih” (Al Baqarah:178)

Semua kebijakan itu — ditegaskan Allah — adalah karena:

يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا.(النساء:٢٨)

Artinya: “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah” (An Nisa:28)

Demikianlah hendaknya para pemimpin dan pengelola negara, jangan mempersulit urusan rakyatnya dan jangan membebani mereka dengan kebijakan yang tak mampu mereka lakukan. Hasbunallah

(Pondok Cabe, Minggu 16 Maret 2025 M/16 Ramadhan 1446 H)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *