RAMADHAN KEDUA PULUH SATU
Syarif Rahmat RA

Firman Allah:

فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ.

Artinya: “maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Al Baqarah:186)

Dalam konsep beragama, Tauhid Uluhiyyah  didahulukan atas Tauhid Rububiyyah. Tauhid Uluhiyyah adalah pengakuan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diperhamba selain Allah. Sedangkan Tauhid Rububiyyah adalah keyakinan bahwa tidak ada yang menciptakan,merawat, menjaga dan berkuasa menolong makhluk selain Allah. Tauhid Uluhiyyah menghasilkan Tauhid Ubudiyyah, memurnikan penghambaan kepada Allah yang dikenal dengan ibadah. Dan Tauhid Rububiyyah menghasilkan Tauhid Isti’anah, memurnikan permintaan tolong hanya kepada Allah. Dengan bahasa yang singkat, Ibadah didahulukan dari berdo’a. Inilah makna dari:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ. (الفاتحة:٥)

Artinya: “Hanya kepada-Mu kami menghambakan diri dan hanya kepada-Mu  kami memohon pertolongan”. (Al Fatihah:5)

Pada ayat 186 Al Baqarah ini jelas Allah menyebutkan bahwa sebelum berdo’a menyampaikan permohonan kepada Allah, hendaknya manusia menunjukkan sikap penghambaan diri kepada Allah dg melaksanakan titah  dan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, dalam hal ini puasa Ramadan. Maka segala do’anya akan dikabulkan selama semua ibadah kita ditunaikan. Tetapi harus diingat bahwa kata tauhid mengandung arti Mengesankan dan tidak menyertakan pihak lain. Artinya, ketika seorang menunaikan ibadah puasa hendaknya dilakukan semata mata karena Allah dan tidak ada dzat lain atau tujuan lain saat menunaikannya. Puasa ditunaikan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih keridhaan-Nya. Itulah makna pesan Nabi SAW:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. (رواه البخاري و مسلم)

Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Jadi, engkau harus merawat Iman dan mendidik hatimu agar tulus semata karena Allah dalam segala pengabdian. Dan setelah itu kuatkanlah keyakinanmu bahwa hanya Allah yang dapat mengabulkan segala permintaan dan mewujudkan segala harapan. Jika itu telah engkau tunaikan, maka patutlah engkau menengadahkan tangan. Orang yang memanjatkan do’a namun mengabaikan perintah-Nya, sama saja orang yg meminta bayaran tapi mangkir dari tugasnya. Tunaikan ibadah puasa sebaik baiknya, mintalah kepada Allah karena inilah kesempatan untuknya. Hasbunallah

Menjumpai-Nya. Wallahu A’lam

(Pondok Cabe, Jum’at 21 Maret 2025 M/21 Ramadhan 1446 H Jam 22.00)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *