Pertama Tama kita membaca Nasab beliau Rahimahullah dari sumber keluarga terdekat. Di antara yang dapat kita baca hingga hari ini adalah Kitab “Irsyadus Sari Fi Mushannafat Asy Syaikh Hasyim Asy’ari” susunan KH Ishamuddin Hadziq, salah seorang cucu KH Hasyim Asy’ari. Pada halaman 3 Kitab tersebut tertulis:
هو محمد هاشم بن أشعري بن عبد الواحد بن عبد الحليم الملقب بفاعيران بناوا بن عبد الرحمن الملقب بجاكا تيعكير سلطان هادي ويجايا بن عبد الله بن عبد العزيز بن عبد الفتاح بن مولانا اسحاق والد رادين عين اليقين المشهور بسونن كيري التبوايرنجي الجمباني
Artinya: “Hadratusy Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang adalah Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Wahid bin Abdul Halim yang bergelar Pangeran Benawa bin Abdurrahman yang bergelar JAKATINGKIR SULTAN HADIWIJAYA bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fattah bin Maulana Ishaq Ayah dari Raden Ainul Yaqin yang dikenal dengan sebutan Sunan Giri. Bila dirinci maka silsilah beliau adalah:
- Maulana Ishak, ayah Sunan Giri.
- Abdul Fattah.
- Abdul Aziz.
- Abdullah.
- Abdurrahman alias JAKA TINGKIR SULTAN HADIWIJAYA.
- Abdul Halim alias PANGERAN BENAWA.
- Abdul Wahid.
- Asy’ari.
- Hadratusy Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari. (Selanjutnya disebut: JALUR PERTAMA)
Tetapi Silsilah ini perlu dikaji ulang mengingat masalah:
Masalah Pertama, ada sumber lain menyebutkan silsilah beliau berbeda. Misalnya Tebuireng Online menulis silsilah beliau sebagai berikut:
- Maulana Ishaq, Ayah dari Sunan Giri.
- Abdul Fattah.
- Abdul Aziz alias Lembu Peteng alias Brawijaya.
- Abdurrahman alias Mas Karebet alias Jakatingkir alias Sultan Hadi.
- Abdullah alias Pengeran Benowo.
- Abdurrahman alias Pangeran Sambo.
- Abdul Halim.
- Abdul Wahid.
- Asy’ari.
- Muhammad Hasyim. (SELANJUTNYA DISEBUT JALUR KEDUA).
NU Online edisi Ahad 14 Pebruari 2021 menulis:
“Fragmen Trah Bangsawan dan Elite Agama dari KH Hasyim Asy’ari”
KH Hasyim Asy’ari memiliki dua trah sekaligus yakni bangsawan dan elit agama. Dari bapak, nasabnya tersambung sampai bangsawan Muslim Jawa yaitu Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya (Abdurrahman) dan juga Sunan Giri (Ainul Yaqin), sebagai seorang elit agama. Sementara dari jalur ibu, tersambung sampai ke Bangsawan Hindu Jawa yakni Lembung Peteng atau Raja Brawijaya IV. (lihat Achmad Muhibbin Zuhri dalam Pemikiran KH M Hasyim Asy’ari tentang Ahl Sunnah wal Jama’ah, 2010: 68). Jalur keturunan dari bapak adalah M Hasyim Asy’ari bin Asy’ari bin Abdul Wakhid bin Abdul Halim (Pangeran Benawa) bin Abdurrahman (Jaka Tingkir) bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fattah bin Maulana Ishaq bin Ainul Yaqin (Sunan Giri). Lalu jalur keturunan ibu yakni M Hasyim Asy’ari bin Halimah binti Layyinah bin Sihah bin Abdul Jabbar bin Ahmad bin Pangeran Sambo bin Pangeran Benawa bin Jaka Tingkir bin Lembu Peteng (Prabu Brawijaya IV).
Bila diurutkan silsilah beliau versi NU Online ini adalah:
- Ainul Yaqin (Sunan Giri).
- Maulana Ishak.
- Abdul Fattah.
- Abdul Aziz.
- Abdullah.
- Abdurrahman (Jaka Tingkir).
- Abdul Halim (Pengeran Benowo).
- Abdul Wahid.
- Asy’ari.
- Muhammad Hasyim Asy’ari. (SELANJUTNYA DISEBUT JALUR KETIGA)
Sementara itu di TikTok yang diunggah Dakwah NU, 17 September 2023 tertulis:
- Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
- Syekh Maulana Ishak (Syekh Awwalul Islam).
- Syekh Ainul Yaqin (Sunan Giri)
- Maulana Abdul Fattah.
- Ki Ageng Pengging.
- Joko Tingkir.
- Raden Benowo.
- Abdul Halim.
- Abdul Wahid.
- Asy’ari.
- Muhammad Hasyim. (SELANJUTNYA DISEBUT JALUR KEEMPAT)
Melalui 4 sumber ini saja terlihat banyak kontradiksi. Perhatikan:
Pada jalur pertama disebutkan bahwa Abdul Halim alias Pangeran Benowo adalah Putera dari Abdurrahman alias Jakatingkir Sultan Hadiwijaya. Sedangkan pada jalur kedua dikatakan Abdullah alias Pangeran Benowo bin Abdurrahman alias Mas Karebet alias Jakatingkir alias Sultan Hadi. Perbedaannya pada nama. Jalur satu menyebut nama dari Jakatingkir adalah Abdurrahman sedangkan jalur dua menyebut Abdullah.
Jika pada jalur pertama disebutkan Abdul Halim adalah Putera Pangeran Benowo, pada jalur kedua dikatakan Abdul Halim putera Abdurrahman alias Pangeran Sambo. Nama ini tidak ada di jalur pertama.
Selanjutnya jika pada jalur pertama disebutkan Jakatingkir adalah putera Abdullah, sedangkan pada jalur kedua dikatakan Jakatingkir adalah putera Abdul Aziz alias Lembu Peteng alias Brawijaya. Dan pada jalur keempat dikatakan Jakatingkir Putera Ki Ageng Pengging.
Pada jalur pertama dan ketiga dinyatakan bahwa Maulana Ishak adalah Ayah dari Sunan Giri. Yang itu artinya bahwa leluhur KH Hasyim Asy’ari adalah sepupu Sunan Giri. Tetapi pada jalur kedua dikatakan bahwa Maulana Ishak justru anak Sunan Giri.
Yang lebih menarik adalah bahwa bila pada jalur pertama, kedua dan ketiga disebutkan bahwa Hadratusy Syekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari merupakan keturunan dari Ainul Yaqin (Sunan Giri), tetapi pada jalur keempat beliau disebutkan sebagai keturunan langsung dari Sunan Giri, bukan dari saudaranya Sunan Giri.
Sekarang perhatikan sekali lagi NU Online 2021 menulis:
“M Hasyim Asy’ari bin Halimah binti Layyinah bin Sihah bin Abdul Jabbar bin Ahmad bin Pangeran Sambo bin Pangeran Benawa bin Jaka Tingkir bin Lembu Peteng (Prabu Brawijaya IV)”
Jika diurutkan silsilah beliau dari jalur Ibu adalah:
- Lembu Peteng.
- Jaka Tingkir.
- Pangeran Benowo.
- Pangeran Sambo.
- Ahmad.
- Abdul Jabbar.
- Shihah.
- Layyinan.
- Halimah.
- Muhammad Hasyim Asy’ari.
Silsilah ini memiliki perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan ketiga silsilah sebelumnya.
Yang tidak kalah menarik adalah pernyataan NU Online selanjutnya:
“Sedangkan Alwi Shihab, dalam buku Islam Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya hingga Kini di Indonesia (2001: 117) menyebutkan bahwa Mbah Hasyim juga memiliki trah Basyaiban, yaitu darah keturunan dari para dai Timur Tengah dari Ahlul Bait yang melakukan penyebaran Islam di Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada abad ke-14”.
Masalah Kedua, terdapat buku Silsilah resmi diterbitkan oleh Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dihimpun oleh RA. B. Siti Roonmaheni Nurulkajari Bribin. Pada halaman 286 terdapat ranji Silsilah antara lain menyebut R. Jakarta Tingkir (Sultan Pajang) Putera dari Kebo Kenanga Putera dari Pangeran Handayaningrat alias Ki Ageng Pengging putera dari Prabu Brawijaya terakhir. Di sini nampak bahwa ada yang berbelok pada Silsilah di luar Kraton, yakni dari Jakatingkir ke atas. Lantas siapakah Jaka Tingkir ini, adakah ia keturunan dari Sunan Giri yang berarti bersambung ke Maulana Ishak ataukah ke Pengging yang berarti keturunan Brawijaya tokoh besar Majapahit?.
Terkadang satu golongan kurang puasa dengan anugerah kebesaran yang dianugerahkan Sang Pencipta kepada tokoh kebanggaannya. Lalu menghubungkan silsilah sang guru itu dengan nasab orang orang mulia sebelumnya. Ada kalanya dihubungkan dengan para Raja dan ada pula yang lebih bangga dihubungkan dengan Ulama, Wali atau bahkan seorang Nabi. Karena kebanggaan ini, tak sedikit manusia menghubungkan nasab Rajanya dengan para tokoh pewayangan, yang sejatinya nama nama dalam wayang itu hanyalah rekaan sang pembuat lakon. Lantas, siapakah sebenarnya Hadratusy Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari? Ini tugas PBNU, jika masih mau dianggap berjiwa NU. Adakah beliau akan terhina bila nasabnya tidak bersambung sampai kepada seorang Raja atau kepada Rasûlullâh SAW? Atau adakah manusia akan mengagungkan orang dungu dengan alasan karena — berdasarkan pengakuannya — keturunan kekasih Allah?.
Hasbunallah.
Pondok Cabe, 1 Juni 2025
Syarif Rahmat RA

