RAMADHAN KEDUA PULUH DELAPAN
Syarif Rahmat RA
Firman Allah;
كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Artinya: “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa…” (Al Baqarah:187)
Semua perintah, larangan dan perkara perkara yang dimubahkan oleh Allah dalam kaitannya dengan Puasa di bulan Ramadhan, semata mata demi kemaslahatan manusia. Semua peraturan itu dapat menjadikan pelakunya menjadi orang orang yang bertaqwa yaitu “dapat mengendalikan diri”. Mengapa? Karena selama satu bulan penuh dilatih untuk mengendalikan diri dari makan, minum dan berjima’ di siang hari, padahal makanan, minuman dan pasangan itu semuanya halal. Bagaimana orang tidak sanggup menahan diri dari yang diharamkan sedangkan ia telah lulus menahan diri dari yang dihalalkan !!!.
Tetapi sukses menjadi manusia yg mampu menahan diri dari itu tergantung dari kualitas puasanya. Mereka yang merenungkan dan menangkap pesan saat menahan laparnya, seperti orang yang lulus belajarnya. Sedangkan mereka yang tak menggunakan hati dan nalarnya, bisa jadi hanya haus dan lapar perolehannya. Rasulullah SAW bersabda:
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ
Maksudnya: “Boleh jadi orang yang berpuasa itu tidak mendapat apa-apa daripada puasanya melainkan lapar dan boleh jadi orang yang berqiyam itu tidak mendapat apa-apa daripada qiyamnya melainkan hanya berjaga malam”. (HR Riwayat Ibnu Majah).
Haus dan lapar didapatkan oleh setiap orang yang berpuasa, namun pesan moral hanya diraih oleh mereka yang memahaminya dan buah taqwa hanya bagi mereka yang berusaha mewujudkannya. Hasbunallah
(Pondok Indah, 28 Maret 2025 H/28 Ramadan 1446 H jam 14.32)

